Syabila bocah kecil umurnya masih empat tahun dan masih duduk di TK kecil sifatnya yang pandai bergaul dengan semua orang dan sangat aktif membuatnya memiliki teman yang banyak karena sifatnya itulah syabila pernah diculik orang,
Saat itu pada suatu siang sepulang sekolah , syabila diajak temannya yang rumahnya tak jauh namanya tiki, umur tiki enam tahun dan duduk dibangku TK besar bersamanya lah kadang kadanag syabila menghabiskan waktunya setiap hari, Tiki memanggil syabila untuk mengajak bermain kerumah wiwik, rumah wiwik hanya beda gang dengan syabila... sesampai didepan rumah wiwik, syabila bertemu dengan seorang perempuan muda yang berjalan kearahnya dan menanyakan sesuatu,
Saat itu pada suatu siang sepulang sekolah , syabila diajak temannya yang rumahnya tak jauh namanya tiki, umur tiki enam tahun dan duduk dibangku TK besar bersamanya lah kadang kadanag syabila menghabiskan waktunya setiap hari, Tiki memanggil syabila untuk mengajak bermain kerumah wiwik, rumah wiwik hanya beda gang dengan syabila... sesampai didepan rumah wiwik, syabila bertemu dengan seorang perempuan muda yang berjalan kearahnya dan menanyakan sesuatu,
“ Dek Apakah jalan didepan
ini ada tembusannya menuju jalan besar?”
tanya perempuan muda itu. Kebetulan tepat didepan kami berdiri terdapat jalan gang yang bernama jalan belibis.
Spontan Tiki mengatakan iya!... diikuti dengan anggukan kepalanya kebawah.
kemudian perempuan itu minta kami mengantarkannya menuju jalan besar melewati jalan itu...dengan semangat kami menenrima ajakannya dan mengantarkannya dengan sebelumnya dia berjanji akan memberikan kami buah buahan bila sudah sampai, siang itu matahari tepat berada dibawah kepala kami hingga terik panasnya membuat peluh kami berkeringat.
Tiki dan syabila berjalan terus mengikuti arah jalanan itu, jalannya berbelok kemudian lurus dan berbelok lagi,,,lumayan cukup jauh hingga kami merasa kelelahan, tapi kami belum juga menemukan jalan besar...justru yang kami temukan kali yang tidak begitu dalam dengan arus yang kecil.
Syabila tidak ingin melanjutkan perjalanan ini dan mulai rewel karena kelelahan. tapi lagi lagi perempuan muda itu membujuknya dan meyakinkan agar tetap ikut dan dia berjanji untuk mengantarkannya kembali,
semakin lama syabila dan tiki semakin tidak mengenal jalanan ini. Perempuan muda itu terus membujuku, bahkan ia menggendongku menyebrang kali, karena aku ngambek, tidak mau ikut, dalam gendongan perempuan muda itu kami melewati kali yang airnya hanya setinggi betis orang dewasa, sementara tiki mengikuti dari samping..setelah menyeberang kali terdapat lapangan yang cukup luas sekitar 500 meter kami melewati lapangan tersebut bajuku basah karena keringat sementara baju tiki juga basah saat menyebrang dikali, bajunya digulung gulung sampai pinggang biar gak basah, pada saat akan naik ketepian perempuan muda itu membantu tiki dan menggendongnya, naik menuju tepi sungai, tapi belum sampai ke tepi sungai gulungan baju tiki melorot ke bawah, sehingga basah kena air,
tiki dan aku melanjutkan perjalanan melewati lapangan yang cukup luas dengaan baju yang basah, mukaku tampak memerah karena terkena sengatan sinar matahari, setelah kami menemukan jalan besar, barulah kami berhenti, disisi pinggir lapangan kami beristirahat kebetulan terdapat pohon besar disitulah kami memilih duduk untuk beristirahat.
Perempuan muda itu memberikan jeruk untuk syabila dan tiki, Perempuan muda itu melihat anting anting yang kukenakan dan memujinya dia bilang "bagus " anting anting terbuat dari emas dengan bentuk hati menempel pada telingaku dihiasi batu intan.
"anting anting ini dibelikan oleh ibuku,, kata syabila
Rupanya jauh jauh perempuan muda itu mengajak kami ketempat ini ternyata dia menginginkan anting antingku, perempuan muda itu membujuku dengan halus agar aku mau melepaskan anting anting dari telingaku, awalnya aku tidak mau,,, tapi katanya dia mau pinjam sebentar saja untuk foto, karena model anting antingku bagus begitu katanya berulang ulang kali... dibantu temanku tiki anting anting itu aku lepas dan kuberikan pada perempuan muda itu.
kemudian perempuan itu minta kami mengantarkannya menuju jalan besar melewati jalan itu...dengan semangat kami menenrima ajakannya dan mengantarkannya dengan sebelumnya dia berjanji akan memberikan kami buah buahan bila sudah sampai, siang itu matahari tepat berada dibawah kepala kami hingga terik panasnya membuat peluh kami berkeringat.
Tiki dan syabila berjalan terus mengikuti arah jalanan itu, jalannya berbelok kemudian lurus dan berbelok lagi,,,lumayan cukup jauh hingga kami merasa kelelahan, tapi kami belum juga menemukan jalan besar...justru yang kami temukan kali yang tidak begitu dalam dengan arus yang kecil.
Syabila tidak ingin melanjutkan perjalanan ini dan mulai rewel karena kelelahan. tapi lagi lagi perempuan muda itu membujuknya dan meyakinkan agar tetap ikut dan dia berjanji untuk mengantarkannya kembali,
semakin lama syabila dan tiki semakin tidak mengenal jalanan ini. Perempuan muda itu terus membujuku, bahkan ia menggendongku menyebrang kali, karena aku ngambek, tidak mau ikut, dalam gendongan perempuan muda itu kami melewati kali yang airnya hanya setinggi betis orang dewasa, sementara tiki mengikuti dari samping..setelah menyeberang kali terdapat lapangan yang cukup luas sekitar 500 meter kami melewati lapangan tersebut bajuku basah karena keringat sementara baju tiki juga basah saat menyebrang dikali, bajunya digulung gulung sampai pinggang biar gak basah, pada saat akan naik ketepian perempuan muda itu membantu tiki dan menggendongnya, naik menuju tepi sungai, tapi belum sampai ke tepi sungai gulungan baju tiki melorot ke bawah, sehingga basah kena air,
tiki dan aku melanjutkan perjalanan melewati lapangan yang cukup luas dengaan baju yang basah, mukaku tampak memerah karena terkena sengatan sinar matahari, setelah kami menemukan jalan besar, barulah kami berhenti, disisi pinggir lapangan kami beristirahat kebetulan terdapat pohon besar disitulah kami memilih duduk untuk beristirahat.
Perempuan muda itu memberikan jeruk untuk syabila dan tiki, Perempuan muda itu melihat anting anting yang kukenakan dan memujinya dia bilang "bagus " anting anting terbuat dari emas dengan bentuk hati menempel pada telingaku dihiasi batu intan.
"anting anting ini dibelikan oleh ibuku,, kata syabila
Rupanya jauh jauh perempuan muda itu mengajak kami ketempat ini ternyata dia menginginkan anting antingku, perempuan muda itu membujuku dengan halus agar aku mau melepaskan anting anting dari telingaku, awalnya aku tidak mau,,, tapi katanya dia mau pinjam sebentar saja untuk foto, karena model anting antingku bagus begitu katanya berulang ulang kali... dibantu temanku tiki anting anting itu aku lepas dan kuberikan pada perempuan muda itu.
Kini anting antingku sudah berpindah ketangan perempuan muda itu, tanpa menaruh curiga sedikitpun aku mengizinkan perempuan muda itu pergi dengan membawa anting antingku untuk alasan ingin dipakai untuk foto sebentar. dan dia janji tidak lama dan akan segera kemabali.
Lama Syabila dan tiki duduk dibawah pohon menunggu perempuan muda itu kembali... hari sudah menjelang sore, dan mereka sudah semakin bosan dan ingin pulang tapi tidak tau jalan...tidak banyak yang lewat disekitar itu karena tempat itu begitu sepi, diseberang kali tempat kami melewatinya tadi, memang terdapat beberapa kampung warga dengan beberapa rumah hunian, tiki mengajaku pulang melewati rumah rumah itu.
“Ayo kita pulang lewat jalan situ yang ada rumh rumah itu, nanti kita tanya disitu...! bujuk tiki sambil tangannya menunjukan arah rumah diseberang kali itu...
“ Tunggu sebentar ,
perempuan yang bawa anting antingku belum balik, dia bilang mau pergi sebentar” kata syabila.
“Tapi ini sudah sore,
nanti aku dimarahin ibuku kalo belum pulang”, suara tiki mulai meninggi karena
syabila tidak mau ikut dengannya.
Syabila yang sudah tak
tahan menahan kejengkelannya sejak tadi matanya mulai basah mendengar suara
tiki yang kencang
“ Aku juga nanti bisa
dimarahin sama ibuku, tapi bagaimana dong,”
Huwaaa.... hu hu hu , Tangisan
syabila mulai meledak ia sudah tidak tahan menahan tangis yang sejak tadi
ditahannya...
“Sudah kamu jangan nangis”
kata tiki, Tiki yang sudah bosan menunggu lama disana, mulai tidak betah.
“Kita tunggu deh sebentar,
kalo gak dateng juga kita kesana ya..? bujuk tiki
Syabila mengangguk sambil
suara tangisnya mulai mereda tinggal sisa isak tangis yang sesekali terdengar
seperti sesak napas....
Tiba tiba seorang wanita lewat didepan mereka berdua yang sedang duduk diatas rumput. Muka seorang wanita itu terlihat heran melihat dua anak kecil duduk dilapangan ini
Sementara tiki dan syabila
yang sejak tadi duduk berjam jam disini baru kali ini ia melihat seorang wanita
melewati tempat ini.
Mereka berdua langsung berdiri. Wajah kedua anak itu sungguh menyedihkan mereka tampak kelelahan, syabila masih tersisa isak tangisnya dan tiki mukanya merah kepanasan, keringat mengalir dipeluhnya.
Mereka berdua langsung berdiri. Wajah kedua anak itu sungguh menyedihkan mereka tampak kelelahan, syabila masih tersisa isak tangisnya dan tiki mukanya merah kepanasan, keringat mengalir dipeluhnya.
Seorang wanita itu
langsung menghampiri tiki dan syabila...
“Hei ngapain kamu anak
anak disini... “ kata wanita itu sambil memandang wajah tiki dan syabila
bergantian
“ Ibu tolong kita mau
pulang, kata tiki memelas
“Iya bu aku mau pulang,
syabila ikut bicara sambil tangan kirinya
mengucek ngucek mata kirinya yang
sudah mulai basah bibir syabila terbata bata
mengatakannya, dia ingin menahan tangisnya tapi ia tak bisa,,,
Huuuuuuaa...hu hu hu...
Meledaklah tangis Syabila
, tiki masih bisa menahan tangisnya walaupun sebenarnya dia juga tidak tahan
dengan keadaan ini.
“Memang rumah kamu
dimana...?
Gak tau !! jawab kami
kompak sambil menggeleng
terus kamu bisa sampai
disini bagaiman..? tanya wanita itu mulai cemas
“kita dibawa sama orang
perempuan kesini, kita diajak kesini disuruh nunjukin jalan, tapi gak tau kalau
sampai kesini” kata tiki
“Iya perempuan itu pinjam
anting angtingku kata dia mau dipakai buat foto, terus dia pergi katanya
sebentar, tapi kita tunggu dari tadi disin kog gak dateng dateng, kata syabila
masih sambil menangis
Suara syabila yang terbata
bata membuat wnita itu mendengar sambil mengerutkan dahinya.
“Kamu tau rumahmu dimana?”
tanya wanita itu
“Gak tau, lupa
jalannya” jawab tiki
“ Iya kita tadi lewat
nyebrang kali disitu, syabila menunjukan tangannya kearah kali yang ada
dibelakangnya.
“Asthafirallah, kamu sudah
diculik orang “ kata perempuan itu
Syabila langsung
kaget dan ketakutan mendengar bahwa dia
baru diculik, tangisnya semakin keras, tiki yang sejak tadi tegar untuk tidak menangis akhirnya ikut menangis juga,,,si wanita itu tambah bingung melihat
kedua ank kecil didepannya menangis...
“ Ya sudah ayo ikut saya, tak ajak kamu ke pak RT, wanita itu menggendong syabila dan menggandeng tiki, menuju perumahan disebrang kali,,,
Menuju perumahan itu terdapat jembatan yang terbuat dari dua bilah kayu besar.
Wanita itu mengajak
kerumah Pak Saman RT kampung itu, kami duduk didepan rumah pak saman, wanita
yang menemukan tiki dan syabila segera menceritakan kepada pak saman bahwa tiki
dan syabila diculik diambil anting antingya dan ditinggal dilapangan, pak saman
memandang kami berdua dan menanyai kami?
“ nama kamu siapa?
Aku tiki
Aku syabila
Kamu tau alamat rumahmu?
Gak inget? Kata syabila
Pokonya kita tinggal di
Pajang ? tapi alamatnya lupa kata tiki
Kamu ingat nama orangtuamu
Iya ingat nama bapaku pak nasir. Kata tiki
Kalau aku nama bapaku pak
anton kata syabila
Pak saman menulis nama
kami dan nama orang tua kami dalam secari kertas, pak saman menanyai kami kejadian yang sebenarnya sampai bagaimana kami
bisa berada disini, bergantian kami menjawab pertanyaan pak saman, tampak pak
saman beserta istrinya mendengarkan cerita kami dengan penuh keseriusan dan
sekaligus kecemasan..apalagi melihat syabila saat itu yang masih kecil, bicara
syabila saja masih cadel layaknya anak kecil, membuat pak saman
berbicara dengan kami dialeknya seperti anak kecil juga.
“Ya sudah kalau gitu kamu
tunggu disini dulu, coba bapak ke daerah
pajang tanya tanya sama orang disana, bapak mau cari rumah orang tuamu dan
suruh menjemputmu kemari. Kata pak saman sambil mengusap kepala kami masing
masing...” berusaha menenangkan kami.
Belum lama kami duduk didepan
rumah pak saman, sudah tersiar kabar dikampung kalau ada gadis cilik
diculik, sekarang ada di rumah pak saman, tak lama kemudian kita sudah menjadi bahan tontonan
orang kampung,, anak anak kecil ibu
ibu dan bapak bapak berbondong bondong berkerumun didepan rumah pak saman
mereka pengen melihat,seperti apa anak yang diculik itu...
Sementara aku dan tiki hanya diam saja duduk, diatas kursi rotan didepan rumah pak saman istri pak saman membuatkan kami teh manis dan memberi sedikit kue, rumah pak saman yang tidak menggunakan pagar depan, dipenuhi orang yang berkerumun ingin melihat kami.
Tiba tiba seorang anak
laki laki warga situ yang ikut melihat kerumunan berteriak...
“ hei saya tau anak ini, dia adiknya Ari, rumahnya dikarang jangkong, kata anak laki laki itu mendekat ke arah kami.
Pak saman yang saat itu
bersiap siap akan mencari rumah orangtua
kami, bergegas keluar dari rumahnya,
“Kamu tau rumahnya?” Kata
pak saman menghampiri anak laki laki itu
Ternyata anak laki laki
itu adalah teman kakaku di sekolah
“Iya saya tau”, katanya
mantap
“Kamu adiknya Ari kan”
Kata anak laki laki itu,
aku mengangguk
Aku tidak mengenal anak
anak laki laki itu, tapi katanya dia pernah kerumahku mencari kakaku.
“Kalau gitu ayok kita
kasih tau orang tuanya, untuk jemput anaknya...”
Pak saman membonceng anak laki laki itu menggunakan sepeda motor,
menuju rumah syabila.
Setengah jam kemudian tampak pak anton dan butarini orang tua syabila berlari lari menuju rumah pak saman, begitu juga pak nasir
Aku yang melihat ayah
langsung berdiri dan berlari menghampirinya...
“Ayah” .....syabila
berterik dan berlari merangkul ayahnya
sambil menangis,, Pak anton langsung menggendong syabila, sambil menciumin pipinya,
syabila masih menangis, wajah ketakutannya sudah mulai berkurang, tapi tampak
lelah dan lemas sekali,,kamu gak apa apa syabila, tanya ayah yang begitu
khawatir melihat anaknya, sementara ibu menangis melihatku, dielus elusnya
punggungku yang saat itu masih berada digendongan ayah, “gak apa apa bu tapi
anting anting syabila diambil sama perempuan itu,”
“Sudah biar aja, yang
penting kamu gak apa apa,” kata ibu
Ayah mengucapkan terimakasih kepada pak saman dan istrinya, begitu pula pak nasir mereka masih berbincang bincang dan berencana akan melapor kejadian ini ke polisi, aku masih dalam gendongan ayah karena aku kelelahan tanpa sadar syabila tertidur dalam gendonagan ayahnya.
Saat terbangun dia sudah
berada diatas tempat tidur dirumahnya, malam harinya ayah mendudukan syabila beserta kedua kakaknya,
ayah menasehati panjang lebar, saat itu omongan ayahnya banyak yang tak dimengerti, karena syabila masih kecil, masih belum bisa mencerna dengan
baik , ayahnya mengatakan , syabila tidak boleh main jauh jauh lagi, masih bagus hanya diambil anting antingnya terus ditinggal sama penculiknya, karena penculikan anak anak sekarang, bisa saja
anaknya dijual keorang lain atau dibawa ke kota lain dan ada lagi yang minta
tebusan,
Aku yang banyak gak ngerti
omongan ayah jadi banyak bertanya , sehingga membuat kakaku ngomel karena nanya mulu
“Tebusan itu apa sih...”
“Koq aku dijual yah..?
memang harganya berapa...? ha ha ha
Pembantuku yang mendengar
pertanyaanku yang polos, dikit dikit tertawa sambil menutupi mulutnya, padahal
saat itu ayah lagi serius
bagaimana syabila bisa ngerti, omongan ayahnya, karena dinasehatin dengan bahasa
orang dewasa dan disejajarkan dengan kakaknya yang saat itu sudah berumur sebelas
tahun,,,terus terang omongan ayah saat itu bikin syabila ngantuuuuuuk dan pengen tidur aja...
(kisah itu adalah kisah hidupku waktu kecil, syabila itu adalah aku, dan nama lainnya aku samarkan,, kisah ini terjadi tahun 1980 dikampung halamanku di pulau lombok tepatnya di daerah karang jangkong)
(kisah itu adalah kisah hidupku waktu kecil, syabila itu adalah aku, dan nama lainnya aku samarkan,, kisah ini terjadi tahun 1980 dikampung halamanku di pulau lombok tepatnya di daerah karang jangkong)