Kamis, 17 Oktober 2013

GADIS CILIK DICULIK

Syabila bocah kecil umurnya masih empat tahun dan masih duduk di TK kecil sifatnya yang pandai bergaul dengan semua orang dan sangat  aktif membuatnya memiliki teman yang banyak karena sifatnya itulah syabila pernah diculik orang,
Saat itu  pada suatu siang sepulang sekolah , syabila diajak temannya  yang rumahnya tak jauh namanya tiki,  umur tiki enam tahun dan duduk dibangku TK besar bersamanya lah kadang kadanag syabila menghabiskan waktunya setiap hari, Tiki memanggil syabila untuk mengajak bermain kerumah wiwik, rumah wiwik hanya beda   gang dengan syabila... sesampai didepan  rumah wiwik, syabila bertemu dengan seorang perempuan muda yang berjalan kearahnya dan menanyakan sesuatu,


“ Dek Apakah jalan didepan ini  ada tembusannya menuju jalan besar?” tanya perempuan muda itu. Kebetulan tepat didepan kami  berdiri terdapat jalan  gang yang bernama jalan belibis.
 Spontan Tiki mengatakan iya!... diikuti dengan anggukan kepalanya kebawah. 

kemudian perempuan itu minta kami  mengantarkannya  menuju jalan besar melewati jalan itu...dengan semangat kami menenrima ajakannya dan mengantarkannya dengan sebelumnya dia berjanji akan memberikan kami buah buahan bila sudah sampai,   siang itu matahari tepat berada dibawah kepala kami hingga   terik panasnya membuat peluh kami berkeringat.
Tiki dan syabila berjalan terus mengikuti arah jalanan itu, jalannya berbelok kemudian  lurus dan berbelok lagi,,,lumayan cukup jauh hingga kami merasa kelelahan,  tapi kami belum juga menemukan jalan besar...justru yang kami temukan kali  yang tidak begitu dalam dengan arus yang kecil.

Syabila  tidak ingin melanjutkan perjalanan ini dan mulai rewel karena kelelahan. tapi lagi lagi perempuan muda itu membujuknya dan meyakinkan  agar  tetap ikut dan dia berjanji untuk mengantarkannya kembali, 
semakin lama  syabila  dan tiki  semakin tidak mengenal jalanan ini. Perempuan muda itu terus membujuku, bahkan ia menggendongku menyebrang kali, karena aku ngambek, tidak mau ikut, dalam gendongan perempuan muda itu kami melewati kali yang airnya hanya setinggi betis orang dewasa, sementara tiki mengikuti dari samping..setelah menyeberang kali  terdapat lapangan yang cukup luas sekitar 500 meter kami melewati lapangan tersebut bajuku basah karena keringat sementara baju tiki juga basah saat menyebrang dikali,  bajunya digulung gulung sampai pinggang biar gak basah, pada saat  akan naik ketepian perempuan muda itu membantu tiki dan menggendongnya, naik menuju tepi sungai, tapi belum sampai ke tepi sungai gulungan baju tiki melorot ke bawah, sehingga basah kena air, 
tiki dan aku melanjutkan perjalanan melewati lapangan yang cukup luas dengaan baju yang basah, mukaku tampak memerah karena terkena sengatan sinar matahari, setelah   kami menemukan jalan besar, barulah kami berhenti, disisi pinggir lapangan kami beristirahat kebetulan terdapat pohon besar disitulah kami memilih  duduk untuk beristirahat. 
Perempuan muda itu memberikan jeruk untuk syabila  dan tiki,  Perempuan muda itu melihat anting anting yang kukenakan dan memujinya dia bilang  "bagus " anting anting terbuat dari  emas dengan bentuk  hati menempel pada telingaku dihiasi  batu intan.  
"anting anting ini dibelikan oleh ibuku,, kata syabila 
Rupanya jauh jauh perempuan muda itu mengajak kami ketempat ini ternyata dia menginginkan anting antingku, perempuan muda itu membujuku dengan halus agar aku mau melepaskan anting anting dari telingaku,  awalnya aku tidak mau,,, tapi katanya dia mau pinjam sebentar saja untuk foto, karena model anting antingku bagus begitu katanya berulang ulang kali... dibantu temanku tiki anting anting itu  aku lepas dan kuberikan pada perempuan muda itu.

Kini anting antingku sudah berpindah ketangan perempuan muda itu, tanpa menaruh curiga sedikitpun aku mengizinkan perempuan muda itu pergi dengan membawa anting antingku untuk alasan ingin dipakai untuk foto sebentar. dan dia janji tidak lama dan akan segera kemabali.


Lama Syabila  dan tiki  duduk dibawah pohon menunggu perempuan muda itu kembali... hari sudah menjelang sore, dan mereka sudah  semakin bosan dan ingin pulang tapi tidak tau jalan...tidak banyak yang lewat disekitar itu karena tempat itu begitu sepi, diseberang kali tempat kami melewatinya tadi, memang terdapat beberapa kampung warga dengan beberapa rumah hunian, tiki mengajaku pulang melewati rumah rumah itu.

“Ayo kita pulang lewat jalan situ yang ada rumh rumah itu, nanti kita tanya disitu...!      bujuk tiki sambil tangannya menunjukan arah rumah diseberang kali itu...
“ Tunggu sebentar , perempuan yang bawa anting antingku belum balik,  dia bilang mau pergi  sebentar”    kata syabila.
“Tapi ini sudah sore, nanti aku dimarahin ibuku kalo belum pulang”, suara tiki mulai meninggi karena syabila tidak mau ikut dengannya.
Syabila yang sudah tak tahan menahan kejengkelannya sejak tadi matanya mulai basah mendengar suara tiki yang kencang

“ Aku juga nanti bisa dimarahin sama ibuku, tapi bagaimana dong,”
Huwaaa.... hu hu hu , Tangisan syabila mulai meledak ia sudah tidak tahan menahan tangis yang sejak tadi ditahannya...
“Sudah kamu jangan nangis” kata tiki, Tiki yang sudah bosan menunggu lama disana, mulai tidak betah.

“Kita tunggu deh sebentar, kalo gak dateng juga kita kesana ya..? bujuk tiki
Syabila mengangguk sambil suara tangisnya mulai mereda tinggal sisa isak tangis yang sesekali terdengar seperti sesak napas....


Tiba tiba seorang wanita lewat didepan mereka berdua yang sedang duduk diatas rumput. Muka seorang wanita itu terlihat heran melihat dua anak kecil duduk dilapangan ini
Sementara tiki dan syabila yang sejak tadi  duduk  berjam jam disini  baru kali ini ia melihat seorang wanita melewati tempat ini.
Mereka berdua langsung berdiri. Wajah kedua anak itu sungguh menyedihkan mereka tampak kelelahan, syabila  masih tersisa isak tangisnya dan tiki mukanya merah kepanasan,  keringat  mengalir  dipeluhnya.

Seorang wanita itu langsung menghampiri tiki dan syabila...
“Hei ngapain kamu anak anak disini... “ kata wanita itu sambil memandang wajah tiki dan syabila bergantian
“ Ibu tolong kita mau pulang, kata tiki memelas
“Iya bu aku mau pulang, syabila ikut bicara sambil tangan kirinya  mengucek  ngucek mata kirinya yang sudah mulai basah bibir syabila terbata bata  mengatakannya, dia ingin menahan tangisnya tapi ia tak bisa,,,
Huuuuuuaa...hu hu hu...
Meledaklah tangis Syabila , tiki masih bisa menahan tangisnya walaupun sebenarnya dia juga tidak tahan dengan keadaan ini.
“Memang rumah kamu dimana...?
Gak tau !! jawab kami kompak sambil menggeleng
terus kamu bisa sampai disini bagaiman..? tanya wanita itu mulai cemas
“kita dibawa sama orang perempuan kesini, kita diajak kesini disuruh nunjukin jalan, tapi gak tau kalau sampai kesini” kata tiki
“Iya perempuan itu pinjam anting angtingku kata dia mau dipakai buat foto, terus dia pergi katanya sebentar, tapi kita tunggu dari tadi disin kog gak dateng dateng, kata syabila masih sambil menangis
Suara syabila yang terbata bata membuat wnita itu mendengar sambil mengerutkan dahinya.
“Kamu tau rumahmu dimana?” tanya wanita itu
“Gak tau, lupa jalannya” jawab tiki
“ Iya kita tadi lewat nyebrang kali disitu, syabila menunjukan tangannya kearah kali yang ada dibelakangnya.
“Asthafirallah, kamu sudah diculik orang “ kata perempuan itu
Syabila langsung kaget  dan ketakutan mendengar bahwa dia baru diculik, tangisnya semakin keras, tiki yang sejak tadi tegar untuk tidak  menangis akhirnya ikut  menangis juga,,,si wanita itu tambah bingung melihat kedua ank kecil didepannya menangis...


“ Ya sudah ayo ikut saya, tak ajak kamu ke pak RT, wanita itu menggendong syabila dan menggandeng tiki, menuju perumahan disebrang kali,,,


Menuju perumahan itu terdapat jembatan yang terbuat dari dua bilah kayu besar.
Wanita itu mengajak kerumah Pak Saman RT kampung itu, kami duduk didepan rumah pak saman, wanita yang menemukan tiki dan syabila segera menceritakan kepada pak saman bahwa tiki dan syabila diculik diambil anting antingya dan ditinggal dilapangan, pak saman memandang kami berdua dan menanyai kami?
“ nama kamu siapa?
Aku tiki
Aku syabila
Kamu tau alamat rumahmu?
Gak inget? Kata syabila
Pokonya kita tinggal di Pajang ? tapi alamatnya lupa kata tiki
Kamu ingat nama orangtuamu
Iya ingat  nama bapaku pak nasir. Kata tiki
Kalau aku nama bapaku pak anton kata syabila
Pak saman menulis nama kami dan nama orang tua kami dalam secari kertas, pak saman menanyai kami  kejadian yang sebenarnya sampai bagaimana kami bisa berada disini, bergantian kami menjawab pertanyaan pak saman, tampak pak saman beserta istrinya mendengarkan cerita kami dengan penuh keseriusan dan sekaligus kecemasan..apalagi melihat syabila saat itu yang masih kecil, bicara syabila saja masih cadel layaknya anak kecil, membuat pak saman berbicara dengan kami dialeknya seperti anak kecil juga.
“Ya sudah kalau gitu kamu tunggu  disini dulu, coba bapak ke daerah pajang tanya tanya sama orang disana, bapak mau cari rumah orang tuamu dan suruh menjemputmu kemari. Kata pak saman sambil mengusap kepala kami masing masing...” berusaha menenangkan kami.
Belum lama kami duduk didepan rumah pak saman, sudah tersiar kabar dikampung  kalau ada gadis cilik diculik,  sekarang ada di rumah pak saman,  tak lama kemudian kita sudah menjadi bahan tontonan orang kampung,,  anak anak kecil ibu ibu dan bapak bapak berbondong bondong berkerumun didepan rumah pak saman mereka pengen melihat,seperti apa anak yang diculik  itu...


Sementara aku dan tiki hanya diam saja duduk, diatas kursi rotan didepan rumah pak saman istri pak saman membuatkan kami teh manis dan memberi sedikit kue, rumah pak saman yang tidak menggunakan pagar depan, dipenuhi orang yang berkerumun  ingin melihat kami.
Tiba tiba seorang anak laki laki warga situ yang ikut melihat kerumunan  berteriak...


“ hei saya tau anak ini, dia adiknya Ari, rumahnya dikarang jangkong, kata anak laki laki itu mendekat ke arah kami.
Pak saman yang saat itu bersiap siap akan mencari  rumah orangtua kami, bergegas keluar dari rumahnya,
“Kamu tau rumahnya?” Kata pak saman menghampiri anak laki laki itu
Ternyata anak laki laki itu adalah teman kakaku di sekolah
“Iya saya tau”, katanya mantap
“Kamu adiknya Ari kan” Kata anak laki laki itu,
aku mengangguk
Aku tidak mengenal anak anak laki laki itu, tapi katanya dia pernah kerumahku mencari kakaku.
“Kalau gitu ayok kita kasih tau orang tuanya, untuk jemput anaknya...”
Pak saman membonceng  anak laki laki itu menggunakan sepeda motor, menuju rumah syabila.


Setengah jam kemudian tampak pak anton dan butarini orang tua syabila berlari lari menuju rumah pak saman, begitu juga pak nasir
Aku yang melihat ayah langsung berdiri dan berlari menghampirinya...
“Ayah” .....syabila berterik dan berlari  merangkul ayahnya sambil menangis,, Pak anton langsung menggendong syabila, sambil menciumin pipinya, syabila masih menangis, wajah ketakutannya sudah mulai berkurang, tapi tampak lelah dan lemas sekali,,kamu gak apa apa syabila, tanya ayah yang begitu khawatir melihat anaknya, sementara ibu menangis melihatku, dielus elusnya punggungku yang saat itu masih berada digendongan ayah, “gak apa apa bu tapi anting anting syabila diambil sama perempuan itu,”
“Sudah biar aja, yang penting kamu gak apa apa,” kata ibu


Ayah mengucapkan terimakasih kepada pak saman dan istrinya, begitu pula pak nasir mereka masih berbincang bincang dan berencana akan melapor kejadian ini ke polisi, aku masih dalam gendongan ayah karena aku kelelahan tanpa sadar syabila tertidur dalam gendonagan ayahnya.
Saat terbangun dia sudah berada diatas tempat tidur dirumahnya, malam harinya  ayah mendudukan syabila beserta kedua kakaknya, ayah menasehati panjang lebar, saat itu omongan ayahnya banyak yang tak dimengerti, karena syabila  masih kecil,  masih belum bisa mencerna dengan baik ,  ayahnya mengatakan , syabila  tidak boleh main jauh jauh lagi, masih bagus hanya diambil anting antingnya terus ditinggal sama penculiknya, karena penculikan anak anak sekarang,  bisa saja anaknya dijual keorang lain atau dibawa ke kota lain dan ada lagi yang minta tebusan,
Aku yang banyak gak ngerti omongan ayah jadi banyak bertanya , sehingga membuat kakaku  ngomel karena  nanya mulu

“Tebusan itu apa sih...”
“Koq aku dijual yah..? memang harganya berapa...? ha ha ha
Pembantuku yang mendengar pertanyaanku yang polos, dikit dikit tertawa sambil menutupi mulutnya, padahal saat itu ayah lagi serius

bagaimana syabila bisa ngerti, omongan ayahnya, karena dinasehatin dengan bahasa orang dewasa dan disejajarkan dengan kakaknya yang saat itu sudah berumur sebelas tahun,,,terus terang omongan ayah saat itu bikin syabila  ngantuuuuuuk dan pengen tidur aja...




(kisah itu adalah kisah hidupku waktu kecil, syabila itu adalah aku, dan nama lainnya aku samarkan,, kisah ini terjadi tahun 1980 dikampung halamanku di pulau lombok tepatnya di daerah karang jangkong)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar